Akuntansi Islam
dibutuhkan karena dipengaruhi perilaku manajemen, pemegang saham, karyawan dan masyarakat
sekeliling, tetapi juga organisasi yang bersangkutan serta faktor lainnya
seperti sistem ekonomi, sosial, politik, peraturan perundang-undangan, kultur,
persepsi dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sesuai dengan surat
Al-Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan untuk
melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi
selama melakukan muamalah. Dalam Akuntansi islam mengantung prinsip pertanggungjawaban yang
mengandung konsep amanah, prinsip keadilan yang merupakan nilai fitrah dalam
manusia untuk berbuat adil dalam aspek kehidupan, prinsip kebenaran dapat menciptakan keadilan
dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Dalam Akuntansi Islam juga
dibutuhkan pendekatan seperti pendekatan Nonteoritis, praktis, atau pragmatis ;
pendekatan teoritis ; deduktif ; induktif ; etis ; sosiologis ; ekonomis. Menurut pendekatan ini,
pemilihan teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap
kebaikan perekonomian nasional. Pendekatan ini, merupakan yang lazim sebagai negara
menyesuaikan kebijakan akuntansinya dengan kebijakan makro ekonomi lainnya. Namun, terjadi perbedaan-perbedan yang mengarah pada posisi diametral pendekatan
teoritis antara aliran akuntansi syari’ah pragmatis dan idealis serta komparasi antara
aliran idealis dan pragmatis yg menimbulkan perbedaan antara akuntansi
konvensional dan akuntansi islam. Sedangkan yang membedakan akuntansi islam/akuntansi syariah dengan akuntansi
konvensional adalah menyentuh soal-soal inti dan pokok, sedangkan segi persamaannya hanya
bersifat aksiomatis.
Prosedur Akuntansi Islam diantaranya
pengenaan zakat dan perbedaan dari sejumlah
pendapatan, pengeluaran dan aktifitas terkait yang besar di negara Islam
karenanya memerlukan adanya prosedur kontrol. Prosedur-prosedur ini yang membuat petugas memonitor dan menemukan tiap
difisit dan surplus pada perbendaharaan negara yang muncul dari imbalanced
book. Dalam Akuntansi Islam khususnya dalam perhitungan laba, atau kekayaan
kena zakat adalah Realizable Income yang menggunakan nilai atau harga pasar,
exit value atau selling price sedangkan akuntansi konvensional dikenal beberapa
pengukuran laba : Historical Cost, tidak menyertakan holding gain, Business
Income, menyertakan holding gain, Realizable Income yang menggunakan exit value
atau market price, net realizable value, current cash equivalent, Continuously
Contemporary Income Variable Income yang mengeluarkan laba rugi yang tidak
diperkirakan.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa akuntansi syariah dibutuhkan karena lahir dari
nilai-nilai dan ajaran syariah Islam seiring dengan meningkatnya religiusitas
masyarakat Islam dan semakin banyaknya entitas ekonomi yang menjalankan
usahanya berlandaskan prinsip syariah. Akuntansi syariah merupakan bidang baru
dalam kajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik berbeda dengan
akuntansi konvensional, karena mengandung nilai-nilai kebenaran berlandaskan
syariat Islam. Kerangka akuntansi konvensional, yang didasarkan pada ide-ide
barat, tidak sesuai diterapkan pada masyarakat islam. Ketidaksesuaiannya antara
akuntansi konvensional dengan akuntansi syariah terlihat pada aspek pengeliminasian
nilai-nilai agama, penggunaan rasionalitas sebagai dasar pengambilan
keputusan, penekanannya pada nilai pemilik modal pada suatu
perusahaan.
Sementara, paradigma syari’ah menekankan pada aspek
nilai hukum dan etika islami dalam sistem akuntansi. Penerapan akuntansi
syari’ah berdasarkan sangat berhubungan dengan tauhid al-ibadah mengakui
ke-Esa-an Allah sebagai pemilik Alam semesta ini. Hal yang lebih penting adalah
penjabaran tersebut diharapkan dapat diterima oleh semua golongan, khususnya
bagi kelompok non-muslim. Oleh karena itu, hal ini bukanlah tugas yang mudah,
kecuali ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu keadaan yang
islami, pada seluruh aspek kehidupan. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka usaha
yang terus menerus itu dapat diterjemahkan dalam bisnis , manajemen. Itu semua
dapat dilakukan dalam rangka untuk menantarkan manusia dapat mencapai tingkat
kemenangan (falah).
Daftar Pustaka
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah,
(Jakarta;Rajawali Pers, 2006), hal. 13
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah, hal. 11
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta;Bumi Aksara, 2004), hal. 11
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah, hal. 11
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta;Bumi Aksara, 2004), hal. 11
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta;Bumi
Aksara, 2004), hal. hal 56
http://duniaislamnet.wordpress.com/ekonomi-islam/prosedur-dan-sistem-akuntansi-pada-masa-awal-pemerintahan-islam/
http://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/
http://duniaislamnet.wordpress.com/ekonomi-islam/prosedur-dan-sistem-akuntansi-pada-masa-awal-pemerintahan-islam/
http://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar