Rabu, 12 November 2014

Perlukah Akuntansi Islam

Akuntansi Islam dibutuhkan karena dipengaruhi perilaku manajemen, pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekeliling, tetapi juga organisasi yang bersangkutan serta faktor lainnya seperti sistem ekonomi, sosial, politik, peraturan perundang-undangan, kultur, persepsi dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat 282Allah memerintahkan untuk melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi selama melakukan muamalah. Dalam Akuntansi islam mengantung prinsip pertanggungjawaban yang mengandung konsep amanah, prinsip keadilan yang merupakan nilai fitrah dalam manusia untuk berbuat adil dalam aspek kehidupan, prinsip kebenaran dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Dalam Akuntansi Islam juga dibutuhkan pendekatan seperti pendekatan Nonteoritis, praktis, atau pragmatis ; pendekatan teoritis ; deduktif ; induktif ; etis ; sosiologis ; ekonomis. Menurut pendekatan ini, pemilihan teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap kebaikan perekonomian nasional. Pendekatan ini, merupakan yang lazim sebagai negara menyesuaikan kebijakan akuntansinya dengan kebijakan makro ekonomi lainnya. Namun, terjadi perbedaan-perbedan yang  mengarah pada posisi diametral pendekatan teoritis antara aliran akuntansi syari’ah pragmatis dan idealis serta komparasi antara aliran idealis dan pragmatis yg menimbulkan perbedaan antara akuntansi konvensional dan akuntansi islam. Sedangkan yang membedakan akuntansi  islam/akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional adalah menyentuh soal-soal inti dan pokok, sedangkan segi persamaannya hanya bersifat aksiomatis.
Prosedur Akuntansi Islam diantaranya pengenaan zakat dan perbedaan dari sejumlah pendapatan, pengeluaran dan aktifitas terkait yang besar di negara Islam karenanya memerlukan adanya prosedur kontrol. Prosedur-prosedur ini yang  membuat petugas memonitor dan menemukan tiap difisit dan surplus pada perbendaharaan negara yang muncul dari imbalanced book. Dalam Akuntansi Islam khususnya dalam perhitungan laba, atau kekayaan kena zakat adalah Realizable Income yang menggunakan nilai atau harga pasar, exit value atau selling price sedangkan akuntansi konvensional dikenal beberapa pengukuran laba : Historical Cost, tidak menyertakan holding gain, Business Income, menyertakan holding gain, Realizable Income yang menggunakan exit value atau market price, net realizable value, current cash equivalent, Continuously Contemporary Income Variable Income yang mengeluarkan laba rugi yang tidak diperkirakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah dibutuhkan karena lahir dari nilai-nilai dan ajaran syariah Islam seiring dengan meningkatnya religiusitas masyarakat Islam dan semakin banyaknya entitas ekonomi yang menjalankan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Akuntansi syariah merupakan bidang baru dalam kajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik berbeda dengan akuntansi konvensional, karena mengandung nilai-nilai kebenaran berlandaskan syariat Islam. Kerangka akuntansi konvensional, yang didasarkan pada ide-ide barat, tidak sesuai diterapkan pada masyarakat islam. Ketidaksesuaiannya antara akuntansi konvensional dengan akuntansi syariah terlihat pada aspek pengeliminasian nilai-nilai agama, penggunaan rasionalitas sebagai dasar pengambilan keputusan, penekanannya pada nilai pemilik modal pada suatu perusahaan.
Sementara, paradigma syari’ah menekankan pada aspek nilai hukum dan etika islami dalam sistem akuntansi. Penerapan akuntansi syari’ah berdasarkan sangat berhubungan dengan tauhid al-ibadah mengakui ke-Esa-an Allah sebagai pemilik Alam semesta ini. Hal yang lebih penting adalah penjabaran tersebut diharapkan dapat diterima oleh semua golongan, khususnya bagi kelompok non-muslim. Oleh karena itu, hal ini bukanlah tugas yang mudah, kecuali ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu keadaan yang islami, pada seluruh aspek kehidupan. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka usaha yang terus menerus itu dapat diterjemahkan dalam bisnis , manajemen. Itu semua dapat dilakukan dalam rangka untuk menantarkan manusia dapat mencapai tingkat kemenangan (falah).









Daftar Pustaka

Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah, (Jakarta;Rajawali Pers, 2006), hal. 13
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah, hal. 11
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta;Bumi Aksara, 2004), hal. 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar